“Untuk menilai dehidrasi pada anak, itu penting kita (dokter anak) tanyakan. Ada 3 yang utama, yang pertama, apakah anak ini masih aktif atau tidak. Yang kedua, apakah jangan-jangan anak ini sudah lemas atau rewel. Selain itu, yaitu turgor kulit. Dalam artian kalau kita cubit perutnya, apakah cubitannya itu langsung kembali atau lambat kembalinya. Kalau lambat, sudah menjadi tanda dehidrasi juga. Yang ketiga itu haus. Anak ini haus atau tidak. Kalau anak yang dehidrasi masih ringan sedang, dia akan lebih haus dan mau banyak minum. Tapi, kalau sudah dehidrasi berat, dia sudah malas minum,” ungkap dr. Leonirma Tengguna, M.Sc, Sp.A.
Dikemukakan oleh dr. Leonirma Tengguna, M.Sc, Sp.A, beberapa tanda-tanda dehidrasi pada bayi juga bisa ditemukan lewat pemeriksaan ubun-ubun, mata, bibir, hingga warna air kencingnya.
“Tanda-tanda lain kalau kita bisa lihat pada bayi, kalau bayi itu bisa kita raba ubun-ubun besar yang di depan. Ubun-ubun bayi yang sehat dan tidak dehidrasi itu dia datar. Tapi kalau anaknya dehidrasi, ubun-ubunnya bisa lebih cekung. Dan kalau sudah dehidrasi berat, ubun-ubunnya cekung banget,” jelasnya.
“Lalu lihat bibirnya. Bibirnya ini apakah kering atau masih lembab, atau jangan-jangan sudah sangat kering, itu juga tanda dehidrasi. Dan jangan lupa tanya kapan pipis terakhirnya dan warna pipisnya apa. Warna pipis yang baik itu kuning jernih. Kalau pipisnya sudah pekat, tandanya sudah kekurangan cairan. Dan kalau dikatakan pada bayi itu tidak pipis dalam 4 sampai 6 jam dalam sehari itu sudah tanda dehidrasi,” tutupnya.